August 16, 2010

Sumber Kebahagiaan Manusia (Prof.DR.Abdur Razzaq)

August 16, 2010 - by pak Heri 0


Kebahagian, perkara yang selalu dicari oleh setiap manusia, sebuah cita-cita yang selalu diraih oleh manusia.  Tidak ada seorangpun yang mau hidup sengsara.  Namun persepsi tentang hakekat kebahagiaan ini pada pandangan manusia beraneka ragam bentuknya, sehingga beragam  pula cara yang ditempuh untuk mewujudkannya.

Ada yang coba mencari kebahagiaan dengan cara yang justru menjerumuskan dirinya pada kesengsaraan.  Bahkan ada juga yang mengharapkan kebahagiaan dengan cara melakukan dosa-dosa besar, tindakan keji dan kemungkaran.  Padahal bermaksiat hanya akan menambahkan kegelapan dan kegelisahan hati, bukan kebahagiaan.


Sebagian ada pula yang menggapai kebahagiaan dengan mengumpulkan harta, walaupun dengan cara-cara tidak terpuji dan haram.  Tidak peduli bagaimana harta itu didapatkan, yang penting harta terkumpul, meski dihasilkan melalui praktek riba, jual-beli yang haram, kecurangan dan praktek riba, jual-beli haram, kecurangan dan praktek transaksi haram lainnya.  Ada tiga hal yang harus terpenuhi guna meraih kebahagaiaanj, yang diungkapkan oleh Imam Ibnul Qayyim RA, dengan istilah tanda-tanda kebahagiaan. Ketiga hal tersebut adalah: Bersyukur, Sabar dan Beristhighfar.

Karena keadaan seseorang  akan selalu berputar antara mendapatkan karunia  yang melimpah, ditimpa musibah, atau terjerumus dalam lubang dosa.  

Bersyukur. Seseorang yang beriman taktala memperoleh sebuah kenikmatan, ia mengetahui bahwa itu semua datangnya dari Allah SWT, kemudian ia memuji Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya.

Sabar.  Seseorang jika dia beriman dan ditimpa musibah, dia yakin bahwa itu semua atas kehendak Allah SWT, lalu dirinya ridha dan bersabar.

Istighfar.  Jika orang yang beriman pada suatu waktu terkalahkan oleh nafsunya dan terjatuh ke dalam jurang dosa, ia menyadari bahwa dirinya telah melanggar batasan-batasan Allah SWT dan kemudian bertaubat dan beristighfar. 


Kesimpulannya adalah kebahagiaan hanya dapat diraih dengan beriman kepada Allah.  Keimanan merupakan tempat bersandar seorang muslim pada setiap keadaannya.  Apabila dia selalu berjalan di bawah naungan cahaya iman tersebut, dengan izin Allah, ia akan menjadi orang yang berbahagia.  Besar kecilnya kebahagiaan yang akan dia rasakan tergantung pada tebal dan tipisnya keimanan kepada Allah.  Sebab keimanan yang selalu dia pegang dengan erat akan memandunya menuju jalan kebenaran dan kebajikan.

Adapun keimanan dan amal shaleh seorang hamba hakikatnya berasal dari karunia Allah SWT.  Hendaknya seorang mukmin menyakini bahwa iman yang ia rasakan dan amal shalih yang ia kerjakan, bersumber dari taufik dari karunia Allah.  

Dan jikalaulah bukan karena karunia Allah atas kalian, maka tidak akan ada seorang pun dari kalian yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) untuk selama-lamanya.  Akan tetapi, Allah membersihkan siapa saja yang Dia kehendaki (QS.An-Nur/24:21)

Intinya seorang mukmin taktala ia mampu melaksanakan amal shalih ataupun menjauhi maksiat, ia harus yakin bahwa itu semua tidak lepas dari karunia Allah.  Karena itu tidak sepantasnya merasa 'ujub (silau, berbangga diri) dengan ilmu, harta dan kedudukannya.  Karena sifat tersebut dapat merusak amal shalih seseorang dan sekali-kali tidaklah bermanfaat baginya.

(Disadur dari: Bonus Edisi Khusus Ramadhan-Syawwal 1431 H)

Tags:
About the Author

Write admin description here..

0 comments: